Rabu, 06 Juli 2011

Musim PKN Telah Tiba


Malang-ikom pers. Mahasiswa Semester VI FISIP UB mulai disibukkan dengan kegiatan PKN (Praktek Kerja Nyata). Kegiatan ini merupakan mata kuliah wajib bagi semua mahasiswa yang telah menempuh minimal 100 SKS. PKN dilaksanakan minimal satu bulan dan tempatnya bebas dipilih sesuai jurusan dan perusahaan yang mahasiswa inginkan. Lokasinya pun tersebar di beberapa kota, baik di luar kota maupun di dalam kota Malang sendiri.

Nugroho, yang nantinya akan PKN di TVRI Jakarta mengugkapkan bahwa ingin PKN di luar kota Malang agar lebih terasa manfaat PKNnya dan merasa pengalaman yang didapat akan lebih banyak dibandingkan PKN di Kota malang. “Sekaligus juga ingin mencari susana baru di Ibukota nantinya,” lanjut dia.

Berbeda dengan Eviera yang PKN di Indosat cabang malang. “PKN di Malang saja, selain dekat, mudah, murah, sekaligus juga praktis karena tidak kerepotan mengurus ini-itu yang lebih rumit dibandingkan dengan PKN di luar kota,” pendapatnya.

Tujuan PKN memang untuk menerapkan ilmu yang selama ini mereka dapatkan di bangku perkuliahan di dunia kerja yang nyata dimanapun mereka nantinya akan PKN. Umumnya mahasiswa melaksanakan PKN saat liburan semester VI ini sehingga semester VII dapat fokus untuk membuat laporan. (wah)

Penambahan Program Studi Universitas Brawijaya, Sebuah Liputan Mendalam.


Mengulas tentang kemunculan program studi atau prodi baru di setiap fakultas di Universitas Brawijaya (UB), terkadang menimbulkan banyak perntanyaan yang mendera. Apakah manfaat didirikannya prodi tersebut? atau syarat apa sajakah yang harus dipersiapkan agar prodi yang akan diciptakan apat berhasil dengan sukses nantinya?

Di UB sendiri terdapat beberapa prodi baru yang pada tahun ajaran 2011/2012 mampu ‘melahirkan’ kurang lebih 5 fakultas yang ada. Fakultas tersebut antara lain Fakultas Ilmu Administrasi dengan prodi barunya Ilmu Perpustakaan dan Bisnis Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya dengan prodi barunya bahasa dan Sastra Cina, Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris, Pendidikan Bahasa dan Sastra Jepang, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Antropologi Budaya dan Seni Rupa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan prodi barunya Ekonomi Islam dan Keuangan Perbankan. Fakultas Teknik dengan prodi barunya Teknik Komputer, Sistem Informasi dan Teknik Kimia. Kemunculan prodi baru inilah yang nantinya akan menjaring minat bagi calon-calon mahasiswa baru, kemudian serta merta akan berlomba-lomba untuk meraih prodi baru ataupun jurusan yang diinginkan.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis adalah satu contoh dari sekian banyak fakultas yang pada tahun ajaran ini membuka prodi baru. Prodi baru yang ditambahkan yaitu Strata satu Ekonomi Islam dan Strata satu Keuangan Perbankan. Fakultas yang berdiri sejak tahun 1966 ini ternyata baru membuka prodi pada tahun ini. Sebelumnya fakultas yang identik dengan warna kuning ini tetap bertahan dengan tiga jurusannya.

Menurut Khusnul Ashar selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Pengambilan keputusan pembukaan prodi baru yang relatif lama dikarenakan masih dirasa perlu untuk melakukan tinjauan yang benar-benar matang dari segi dosen dan kebutuhan masyarakat. “Daripada dibuka tapi prodinya nggak bagus, selain dapat merugikan mahasiswa, lulusan jadi kurang memenuhi kebutuhan masyarakat.”
Ujarnya.

Beliau juga menguraikan bahwa Fakultas Ekonomi Bisnis adalah lembaga pendidikan yang berkewajiban memiliki kontribusi terhadap masyarakat dengan menyediakan mahasiswa yang siap kerja dan berkompeten dibidangnya, khususnya bagi lembaga atau perusahaan swasta (perbankan, red).

Sebelum prodi baru benar-benar terwujud, terlebih dahulu dilakukan beberapa persiapan dan prosedur yang harus dipenuhi. Diawali dengan pengajuan proposal yang ditujukan kepada Direktorat Jenderal Tinggi (Dikti) di Jakarta. Sambil mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dosen dengan salah satu cara yang ditempuh yaitu memfasilitasi dosen-dosennya sekolah ke jenjang selanjutnya (S2 menuju S3), serta membekali kemampuan Bahasa Inggris dosen dengan mendatangkan tutor-tutor yang berkompeten dibidangnya.

SDM dosen yang terpenuhi sesuai harapan serta sarana prasarana yang memadai adalah salah satu unsur pemberian akreditasi baik bagi sebuah fakultas, begitu juga harapan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Setelah segala persiapan dalam pembukaan prodi baru sudah dirasa terpenuhi, kemudian prodi tersebut resmi dibuka, barulah penilaian dalam pemberian akreditasi dilakukan Universitas.

“Harapan saya, kita bisa menghasilkan lulusan yang benar-benar berkontribusi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, khususnya dibidang sosial, perbankan maupun bisnis yang benar-benar ahli di bidangnya.” pungkasnya.

Penambahan program studi (prodi) merupakan suatu hal yang lazim dilakukan oleh fakultas di universitas manapun di Indonesia, termasuk di Universitas Brawijaya (UB). Pada hakikatnya, penambahan prodi dimaksudkan untuk meningkatkan mutu kualitas juga kredibilitas dari sebuah fakultas. Berkaitan dengan hal itu, maka sudah selayaknya penambahan prodi tersebut harus diikuti oleh unit layanan penjaminan mutu, seperti staf dosen yang qualified, fasilitas kegiatan belajar yang lengkap. Seperti laboraturium dan lain sebagainya. Sehingga penambahan program studi tidak memunculkan kesan “dipaksakan”.

Namun, dalam kenyataan di lapangan, hal tersebut tidak menunjukkan korelasi yang seirama. Seperti kegiatan belajar mengajar yang tidak maksimal, adanya outsource lecturer yang dipaksakan untuk mengampu mata kuliah yang bukan bidangnya, dan lain sebagainya. Lantas, bagaimana pihak dosen dan mahasiswa menanggapi hal tersebut?

Dari kacamata dosen, Agung Yuniarinto selaku salah satu staf dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menyatakan penambahan prodi yang merujuk pada penjaminan mutu kualitas di suatu fakultas bisa dilakukan jika fakultas tersebut sudah memiliki unit pelayanan jaminan mutu yang mapan, baik itu dari staf dosen maupun dari fasilitas pendukung kegiatan belajar mahasiswa.

“Khusus FEB, kami menambah program studi Ekonomi Islam dan Keuangan Perbankan. Karena sumber daya internal FEB terutama berkaitan dengan unit layanan jaminan mutu telah mapan. Sehingga kualitas dari prodi baru yang ada dapat dipertanggungjawabkan.
“Di FEB pun sudah dipastikan tidak ada jam malam karena memang pembagian jadwal kuliah di FEB sudah mumpuni dan proporsional” tambah Agung.

Dari ungkapan diatas, dapat ditangkap bahwasanya dalam pendirian prodi baru di FEB memang sudah didukung kesiapan internal fakultas itu sendiri. Lantas bagaimana dengan fakultas lain yang ada di UB? Sudahkah memiliki kesiapan yang sama? Untuk menjawab hal tersebut, berikut adalah uraian singkat polemic penambahan prodi dari kacamata mahasiswa.
“UB dinilai belum layak untuk membuka terlalu banyak prodi, karena kurangnya fasilitas yang ada. Malah bikin ada jam kuliah malam seperti yang terjadi di FIA (Fakultas Ilmu Administrasi)” ujar Arif, salah satu mahasiswa FIA-UB dalam mengawali pembicaraan.

Selain masalah jam kuliah malam, Arif pun menambahkan masalah lain yang timbul. Khusunya di FIA, ada kelebihan total muatan siswa per kelas. Rata-rata siswa di kelas bisa mencapai 45 orang, hal tersebut tentu mengganggu konsentrasi belajar.
Dari ungkapan diatas, tentu melahirkan disparitas ketidakseimbangan kapabilitas dari tiap fakultas dalam mengampu suatu program studi, hal tersebut tentu patut menjadi wacana bagi pihak universitas untuk segera dibenahi.
Agung menjelaskan manfaat dan kerugian UB menambah prodi baru. Ia mengklasifikanya sebagai berikut:

Dari sudut manfaat, penambahan prodi di suatu fakultas dapat menambah banyak mahasiswa, dan tentunya dapat meningkatkan daya saing fakultas. Selain itu juga dapat menjadi simbol kemajuan, kredibilitas dan kualitas fakultas, karena dinilai sudah mampu dalam mengadakan suatu prodi baru yang dalam tahap pendirianya memerlukan perencanaan yang matang dan tentunya bukanlah suatu hal yang mudah.

Dari sudut kerugian, Agung menyatakan bahwasanya penambahan prodi di suatu fakultas bisa menjadi benalu bagi fakultas itu sendiri karena dapat menimbulkan proses kanibalisasi antar prodi. Prodi baru yang lebih popular, dapat memakan prodi lama yang kurang populer, begitupun sebaliknya. Ketika prodi tersebut memang tidak memiliki kualitas yang baik, akan menurunkan kredibilitas dan akreditas fakultas.
(met)

Selasa, 05 Juli 2011

Kontribusi Universitas Brawijaya untuk Bumi



Malang-ikom pers. Hari Bumi Dunia 2011 yang diperingati setiap tanggal 22 April juga dilakukan di lingkungan kampus kita UNIVERSITAS BRAWIJAYA (UB) . Acara ini diikuti juga oleh Pembantu Rektor III (PR III) UNIVERSITAS BRAWIJAYA, Ir. RB. Ainurrasjid, MS serta jajaran Pembantu Dekan setiap fakultas di UB.

Bersama Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam (IMPALA UNIBRAW) dan perwakilan setiap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), melakukan aksi teatrikal dan pembagian bibit tanaman kepada masyarakat dalam kegiatan Show On The Street. Kegiatan yang ini sangat meriah, dengan berbagai bentuk penyadaran dari Pencinta Alam kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap nasib bumi kita.

PR III, jajaran PD setiap fakultas, para polisi, mahasiswa UB, perwakilan UKM, dan tentunya IMPALA UNIBRAW memberikan bentuk yang nyata terhadap bumi kita dengan adanya kegiatan ini. “Kegiatan ini adalah kegiatan yang bermanfaat bagi kita semua, bagi masyarakat sebagai subjeknya dan kita semua. Dan berbagai bentuk penyadaran kepada masyarakat bahwa tanaman ada paku bumi yang akan menjaga keseimbangan bumi kita. “ ujar PR III Ir. RB. Ainurrasjid, MS dalam pidato pembukaan acara Show On The Street ini.

Latar belakang ada nya kegiatan ini adalah bahwa bumi yang kita tinggali ini sudah semakin tua dan rusak, sehingga IMPALA UNIBRAW yang memiliki konsentrasi terhadap alam memberikan bentuk kontribusi nyata terhadap bumi. (riez)

Senin, 04 Juli 2011

Aksi damai di Hari Anti Narkotika Nasional


Malang-ikom pers. Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) yang diperingati setiap 26 Juni, digunakan mahasiswa yang tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) Tim Penanggulangan Penyalahgunaan Napza dan HIV/AIDS (TEGAZS) menggelar aksi damai di Jalan Tugu dengan membagikan selebaran dan stiker tentang anti narkoba kepada para pengguna jalan.

“Masyarakat harus diingatkan kembali tentang bahaya narkoba. Karena siapapun dapat terkena narkoba yang bahayanya sangat merugikan dirinya dan generasi muda bangsa ini,” kata Ketua Pelaksana aksi damai anti narkoba, Tjipto Polka.

Mahasiswa yang mengenakan pakaian serba hitam itu juga mendesak Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk meningkatkan kinerjanya dalam pemberantasan narkotika di Indonesia.
Mereka mendesak agar dilakukan revisi beberapa pasal yang ada dalam UU. No 35 Tahun 2009 tentang narkotika.

Karena dalam UU itu masih belum ada tindakan rehabilitasi kepada para pengguna narkoba yang tertangkap dan diajukan ke meja hijau. “Para pengguna harusnya dilakukan rehabilitasi untuk dapat menyembuhkan ketergantungannya kepada narkoba,” ungkapnya.

Menurut Viru Devana dari Iwama, narkotika menjadi penyumbang AIDS tertinggi yang terjadi selama ini, khususnya mereka yang menggunakan narkoba suntik sangat rentan terhadap penularan HIV/AIDS.

Aksi damai ini juga diikuti beberapa organisasi yang peduli terhadap bahaya narkoba seperti UKM Pasti dari Polinema, German dari Universitas Negeri Malang dan Ikatan Waria Malang (Iwama) pun ikut berpartisipasi. (git)

Selasa, 28 Juni 2011

DBL South Region Dua Kali di GOR Pertamina UB


Malang-ikom pers. Sepekan lebih penuh (10-19/6) DBL South Region diselenggarakan di GOR Pertamina UB. Kompetisi basket antar SMA se-Jawa Timur tersebut rutin diselenggarakan oleh salah satu pemuka surat kabar terbesar di Jawa Timur. Sebanyak 32 tim basket putra dan 24 tim basket putri SMA separuh Jawa Timur mengikuti kompetisi tersebut.

Menurut Ronal, Asisten Manajer Operasional DBL South Region, menyatakan bahwa DBL di Jawa Timur dibagi menjadi dua yaitu North Region yang diselenggarakan di Surabaya, sedangkan South Region diselenggarakan di Malang. “South Region adalah wilayah seputaran Kota Jombang, Tulungangung, Kediri, Malang dan sekitarnya. Sedangkan yang lain adalah wilayah North Region.” Imbuhnya.

Ronal juga mengugkapkan bahwa kompetisi ini tidak hanya kompetisi basket tetapi juga ada kompetisi dance antar SMA. Di dalam arena juga diselenggarakan beberapa permainan ketangkasan atau sporting event. “Di dalam, penonton juga bisa mengikuti sporting event kami yang hadiahnya disediakan oleh sponsor, jadi penonton pun selain mendapat hiburan, juga akan mendapatkan hadiah menarik.” Imbuhnya.

“Tim juara kompetisi basket di masing-masing region akan mendapatkan uang tunai sekaligus memperoleh kesempatan mengikuti DBL Camp di Surabaya dan berlatih tanding dengan DBL all star di Amerika. Sedangkan untuk dance akan dilombakan lagi di Surabaya.” Ronal menjelaskan.

Babak penyisihan sendiri telah dilaksanakan tanggal 10 sampai 19 Juni kemarin dan akan dilanjutkan babak play off grup tanggal 14-19 Juli nanti.(wah)